Jumat, 15 Oktober 2010

Independensi yang Kebablasan

Independen merupakan suatu keadaan dimana suatu lembaga atau perorangan yang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dan berdiri sendiri tanpa bisa diganggu oleh pihak lain. Suatu lembaga pergerakan dapat mengajukan dirinya menjadi pribadi yang independen. Ke-independen-an itu mungkinkah akan menyebabkan suatu kepongahan yang akan merugikan sesamanya? Itu pasti. Independen yang seperti itu disebut suatu independensi yang kebablasan. Suatu independensi yang melupakan kedudukan dan tanggung jawab mereka. Membuat mereka menjadi suatu pribadi yang sok mempunyai kedudukan sendiri yang istimewa. Lalu parahnya, mereka tak bisa ditundukkan karena pada dasarnya lembaga yang mempunyai independensi memang tidak mau tunduk terhadap aturan.
Suatu lembaga independen diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri lalu kenapa menjadi suatu lembaga yang memisahkan diri dan tidak mau tunduk. Agaknya mereka yang berindependen kebablasan membentuk suatu lembaga independen karena mereka sendiri tidak mau disetir, mereka menganggap dirinya superior dan yang lainnya remeh di mata mereka, sok bisa kompak dalam diri mereka. Kalau toh mereka selalu meresahkan golongan lain yang masih dalam satu payung hukum, kenapa mereka tidak mencoba memisahkan diri dan membentuk suatu lembaga sendiri? Mungkin itu jawaban yang simple tapi sebenarnya hal yang seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan pemisahan diri begitu saja. Ada banyak aspek yang harus dipenuhi apabila ingin melakukan pemisahan.
Latar ego dan idealisme yang terlalu kuat-lah yang menyebabkan mereka-mereka itu tidak mau bersatu dan malah membentuk suatu lembaga independen yang tidak mau tunduk (baca: independen kebablasan). Ego yang tinggi dan idealisme yang tidak sejalan menyebabkan mereka menjadi sok dalam segala hal. Pengkondisian ego dan idealisme merupakan jalan tengah yang dapat ditempuh saat ini. Dengan menomor-duakan ego dan idealisme, semua masalah ketidaksukaan terhadap penguasa dapat dibicarakan baik-baik. Pergerakan independen dengan cara yang vokal dan dengan cara yang sedikit pintar bukan dengan pressing fisik dan mental merupakan cara yang beradab.
(tulisan yang dibuat berdasarkan pengamatan di lapang sewaktu masa orientasi)
*merupakan opini pribadi penulis*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar