Senin, 05 Juli 2010

Dimana Arti Kebersamaan Itu?

Siapa pernah bilang, “Kita itu satu tim, maka kita harus menjaga kekompakan.” Atau “Kita ini bisa dikatakan satu keluarga jadi harus selalu membantu.” Atau bahkan “Kebersamaan ini begitu menyenangkan, kapan ya kita bisa bersama-sama lagi?” Mungkin semua dari kita pernah mendengar atau mengatakan salah satu kalimat-kalimat tersebut. Ketika kita masih bersama-sama, memang begitu menyenangkan dan akan membayangkan bagaimana kalau kita berpisah nantinya. Tetapi ketika kita sudah mempunyai kesibukan masing-masing dan kepentingan sendiri, kebersamaan yang telah terjadi sebelumnya akan dilupakan begitu saja. Gak usah munak, aku juga mengalaminya kok. Aku yang terlalu melupakan masa lalu serta gak meng-indahkan himbauan untuk menjaga contact ternyata merasa sakit ketika kebersamaan yang ingin kujalin dikehidupan lain gagal.
Huff, ini mungkin hukuman bagiku. Orang yang terlalu individualis dan sekarang menjadi merasa orang yang gak berdaya ketika nilai sosial dari diriku muncul. Aku dikacangin, aku gak dihiraukan bahkan mereka bilang, “Buat apa sih itu semua?” Kesel banget aku melihat kenyataan sebuah kelompok yang dulu terjalin begitu baiknya sekarang ketika semua mempunyai kehidupan masing-masing, jalinan persaudaraan itu hilang entah kemana.
Benar ini hukumanku, aku merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang dikacangi, ketika himbauan ngumpul-ngumpul gak diperhatikan. Aku dulu mana pernah ambil pusing dengan masa lalu? Aku selalu gak menghiraukannya karena rasa memiliki itu gak ada dan menganggap bahwa ada yang lebih bisa mengurus daripada aku. Ternyata, sekarang telah berbalik arah padaku, ketika aku semangat untuk menjalin hubungan kembali tapi nyatanya teman-temanku gak menghiraukan. Ini juga mungkin yang ada dalam benak temanku yang dulu bersemangat mengumpulkan masa lalu, kesal jika tidak ada yang menghiraukan.
Yup, rasa memiliki, masa bodoh, tanggung jawab, egois dan ada yang lebih bisa mengurus daripada aku agaknya memang yang bisa membuat suatu kekompakan bisa tetap terjalin atau tidak. Agaknya itu-lah krisis yang dialami oleh bangsa ini, ketika masyarakatnya berpikir masa bodoh, tidak mempunyai rasa memiliki (nasionalisme), tidak mempunyai rasa bangga, egois dan menjagakan orang lain untuk mengurus. Padahal kelompok bisa terbentuk apabila saling ada pengertian, rasa memiliki dan peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar