Senin, 05 Juli 2010

Double Rista, Satu Perjalanan, Satu Cerita

Jalan-jalan keluar kota lagi, cerita pengalaman lagi. Dua hari berturut-turut temanku mengundang untuk ikut merasakan kebahagiaan mereka dalam acara resepsi pernikahan. Tanggal 3Juli di Malang dan tanggal 4Juli di Jombang. Perjalanan pertama dilakukan sore hari sekitar pukul 4pm bersama tiga teman lain dari dua puluh delapan orang yang diundang dan tiga orang yang diundang khusus. Nuansa biru terpancar dari penerima tamu, weeh hangat sekali sambutannya. Langsung disuruh makan karena Sang Manten juga lagi maem, ya sudah dengan gaya kucing —malu-malu mau— kami menyantap menu yang disajikan, humzz sedapnya. Sesekali menggoda temen kami yang kebetulan sudah selesai makan dan ditinggal sendiri ama suami. Akhirnya dengan membawa piring hasil menjaring makanan, kami menyalami dan mengucapkan selamat untuk temen kami lalu duduk di kursi tamu tak jauh dari tempat duduk temen kami waktu makan tadi.Setelah sedikit bercanda, temen kami menuju rumah, dugaan kami untuk foto bersama =) Selang beberapa saat, makanan plus minuman kandas di perut kami, hehehe kenyang mode on sampai-sampai perut ini sudah membuncit. Puas menikmati hidangan dan Sang Manten udah balik ke kursi pelaminan, kami putuskan untuk berpamitan dan berfoto bersama. Pukul 5pm kami keluar dari tempat acara. Hummzz, bersiap untuk perjalanan besok ke Jombang.
Tanggal 4Juli berangkat dari Malang melalui terminal Landungsari sekitar pukul 10.30am, kami ber-empat bersiap menghadapi tantangan Pujon dan Ngantang yang penuh lika-liku. Perjalanan diselingi cerita-cerita ga genah maklum kami sudah lama tak berjumpa, tetep tertawa sampai Pujon menyambut kami. Wuuzzz, mantap banget duduk di belakang dengan duduk yang harus dibagi. Sampai di Ngantang kami masih segar bugar tapi setelah bertemu kemacetan Ngantang gara-gara longsor dan jembatan rusak kami mulai terduduk lemas tak berdaya. Panas banget dan panjang sekali antriannya, kira-kira satu sampai dua kilometer. Jalan yang biasa dipakai dua jalur jadi hanya dipakai satu jalur, memakai sistem buka tutup istilahnya. Selepas dari kemacetan kami sedikit lega karena bis sudah melaju kencang tapi mual di perut dan pusing terasa menyiksa dua temanku. Huaah aku mulai sedikit panic, naluri tim kesehatanku mulai keluar tapi aku bingung karena ga bawa persiapan sama sekali. Akhirnya aku suruh mereka memejamkan mata. Keluar dari belokan ekstrem Ngantang, dua temenku yang berangkat dari Tulungagung mengatakan kalua mereka hamper sampai. Kulihat jam, waduh kemacetan tadi membawa dampak tidak baik, telat satu setengah jam dari rencana semula. Perjalanan Kediri-Jombang tidak semulus yang kukira karena kami harus melewati jalanan yang sedikit rusak dan bapak supir ga kira-kira kalau nyetir. Klimaksnya pas bis melewati jalan berlubang yang cukup dalam, kami berempat sempet terbang,weeehh. Teriakan yang disusul suara tertawa kami membuat kehebohan tersendiri dalam bis sampai seisi bis melihat ke arah belakang, ke arah tempat duduk kami. Temen-temenku yang sempet sakit langsung sembuh seketika, hummzz manjur banget obatnya. Setengah jam dari kehebohan itu, kami berempat turun di Embong Miring Denanyar-Jombang. Dua teman kami sudah menyambut dengan wajah yang segar sedangkan kami kucel-nya naudzubillah. Istirahat bentar di musholla dan merapikan dandanan, kami ber-enam mewakili dua-puluh delapan temen lainnya berjalan menuju rumah temen yang menikah kemarin.
Sampai di tempat acara, celingukan karena cuma kami berenam yang datang sesiang itu. Waaah, kesempatan narsis plus ndableg keluar, apalagi mempelai laki sudah kami kenal. Setelah makan dan cerita-cerita, kami beraksi narsis. Pose-pose ga genah apalagi dari aku yang terkesima dengan hiasan atap yang berwarna-warni persis permen dan akhirnya pengen foto dengan hiasan itu. Bolak-balik pose akhirnya dapat satu pose yang buatku puas. Satu jam bercengkrama dan membuat kehebohan tempat itu, kami berpamitan pulang tepat pukul 3pm. Huaah, siap menghadapi jalanan eksterm lagi. Rombongan ini berpisah menjadi dua, tiga ke malang dan tiga lainnya lewat jalur TulungAgung karena mereka bertiga memang udah lulus. Tambahan, pas duduk-pun tadi sepertinya menyiratkan sindiran. Aku dan kedua temanku belum lulus duduk jadi satu di satu kursi panjang, temen lainnya yang udah pada lulus duduk di kursi panjang satunya. hehehe, KTT, khayalan tingkat tinggi. Lepas sholat jama’ takhir kami bertiga menuju terminal Jombang untuk melanjutkan perjalanan ke Malang. ga mau kejadian pas berangkat terulang kami memutuskan memilih bis kosong biar bisa duduk depan. Dua temanku ini pegen duduk deket jendela akhirnya aku duduk bareng Rista, my twin name dan Santi duduk sendir di seberang duduk-ku. Rencana awal, mau tidur sambil meluruskan kaki karena aku dapet duduk di belakang supir. Fakta-nya ada keluarga membawa tas besar yang ditaruh didepanku dan aku ga bisa meluruskan kaki dan ga bisa tidur. Ga bisa tidur karena tiba-tiba bercerita perjalanan hidup kami yang amazing (lebay banget). Pukul 5pm kami meninggalkan Jombang.
Cerita ini itu ama my twin name buatku nyadar kalau ternyata ke-jauh-an pertemenan kami yang terjalin akrab waktu awal kuliah membawa kebodohan pada diri kami masing-masing. Punya cerita unik dan hampir sama serta ke-goblog-an yang sama. Tertawa dan saling membodoh-bodohkan diri, huaah my lovely friend maafkan atas jauh-nya diriku selama ini. Mulai dari kejadian yang mengharukan (halah) dan ga penting kami ceritakan. Yang ga habis pikir memang kejadian paling goblog yang bukan kita banget itu kok ya hampir sama ya? Mungkin efek nama kita kali ya?? Tekat kita-pun sama, ga mau lagi mengulangi hal goblog yang bukan kita banget, tetep focus dan lempeng-lempeng dulu. Niat jadi anak baik-baik sementara ini sampai tujuan terdekat tercapai. Macet memang melanda lagi di tempat yang sama tapi mual itu sudah ga menyerang. Gerimis sepanjang perjalanan Ngantang-Batu membuat perjalanan malam ini begitu indah ditambah lagi lampu-lampu kecil kaya bintang yang terlihat dari Payung, huaaahh menentramkan hati banget. Akhirnya pukul 8am, aku sudah sampai di kos Malang. Berpamitan dengan kedua temanku dan saling berjanji untuk tetep semangat untuk memperoleh gelar sarjana tahun ini, amiinn. Perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan karena ada double Rista dalam satu perjalanan dan punya satu cerita. Thank’s for being my friend.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar