Senin, 21 Juni 2010

Nongkrong Semalam di Probolinggo

Siang itu sekitar pukul 1.45pm, aku sudah ngendon di terminal Arjosari untuk memenuhi janji ama temenku. Bukan janji menjemput tapi mau hang out ke luar kota, Probolinggo. Melupakan sejenak kepenatan dan rutinitas. Jalan-jalan ini membawa manfaat kok, kaerna aku mengikuti seminar tentang motivasi diri yang diadain ama Pemkot Probolinggo. Akhirnya setelah menunggu lima belas menit, temenku datang dan lima belas menit kemudian kita berdua mendapat bis ke Probolinggo. Weehh, karena ini akhir pekan jadi bis udah sangat penuh. Berimpit-impitan dengan penumpang lain, Alhamdulillah kita berdua dapat tempat duduk meskipun dibelakang. Hmm, ada yang menarik, dari sekian banyak penumpang bis, ada salah satu orang yang menarik perhatianku karena dia mirip banget ama temenku. Karena bener mirip apa aku mirip-miripin?Karena aku bener-bener kangen dia. Hummm, mungkin karena aku saat ini dengan mudahnya ngebayangin temenku ini.
Ini bukan perjalanan pertamaku ke Probolinggo, aku udah termasuk sering ke sana. Mulai dari sekedar lewat kalau mau ke Jember sampai bermalam di kebun anggur waktu magang dan penelitian pertama, sebuah kenangan yang menyenangkan ketika di kebun anggur. Panas tentu iya, tapi makan buah anggur langsung dari pohonnya itu yang buat terkesan. Tapi waktu itu aku ga masuk kota Probolinggo-nya jadi bisa dibilang ini perjalanan pertamaku ke kota Probolinggo. Balik lagi ke perjalanan, kita sampai di terminal Bayu Angga sekitar pukul 4.30pm dan menunggu jemputan by grandpa’s temenku. Menunggu sekitar lima belas menit, jemputan datang. Asli aku bingung ama jalan-jalannya, itu kesan pertamaku. Aku gak bisa ngebayangin arah-arah, gak ngerti kenapa. Bukan karena ruwet secara volume kendaraan tapi apa ya? Beda ama jalan di Surabaya aja, ya iya-lah akau kan ke bagian Probolinggo kota baru pertama kali ini. Sampai di rumah-nya temenku sekitar pukul 5pm, kita disambut oleh neneknya temenku. Setelah bersalaman dan memperkenalkan diri, aku mengikuti temenku menuju kamar. Huaduh, rumahnya temenku ini juga buatku membingungkan karena bagiku terlalu banyak bagian-bagian. Rumah ortu di Surabaya gak se-gedhe ini sih :p
Pukul 7pm kita berdua berpamitan untuk keluar jalan-jalan, sebelumnya kita udah makan malam dan membersihkan diri tanpa mandi, coba aja dipikirin seperti apa caranya. Putar-putar kota yang ruame banget gara-gara emang malam itu malam minggu, banyak warga yang jalan-jalan. Gak ada tujuan pasti sih, temenku cuma pengen nunjukin seperti apa keadaan kota-nya. Sepanjang perjalanan, aku heran karena di perempatan jalan selalu ketemu pak Pol. Weh, semangat banget ya mereka, malam minggu gak ada libur tapi tambah semangat. Chayyo, Pak!!! Kawasan pertama yang dikunjungi adalah kawasan pertokoan. Ada kaos HIJAU yang dijual, waahh senangnya. Berarti aku termasuk aman di kota ini, hehehe. Perjalanan sempat terhenti karena ada volume kendaraan yang berlebih di daerah alun-alun. Menoleh kanan-kiri, hummm banyak muda-mudi yang gaya sok jaim cari kenalan tapi aksi mereka cukup nampang dan menarik perhatian, hehehe, teringat jaman lebih muda dulu. Temenku bilang kalau mau muter di kota-nya gak usah butuh banyak hari karena jalan utama di kota itu cuma tiga, “Jadi gak usah khawatir kesasar”, tambahnya. Iya bener sih, dari lebar jalan aja setengah dari jalan kota-ku. Cuma di kota ini pengendaranya berani-berani, berani motong dari arah yang tak terduga, menyeramkan. Perjalanan di alun-alun yang sempet terhenti itu membawa makna juga karena aku bisa puas mandangin masjid gedhe-nya, bagus juga menurutku. Asyik ngekiatin masjid, gak nyangka kalau ada gerombolan berondong memandangiku, heran kali ngeliyat aku mantengin masjid ampe segitunya. Dasar udik, mungkin itu yang ada di benak mereka. Hehehe, iya aku memang orang udik, dek! Akhirnya, mengucapkan selamat tinggal ke alun-alun. Fffiiiuuhh. Setelah terbebas dari kemacetan itu, kita berdua mampir di kafe lesehan emperan toko aliasnya warung kopi lesehan di emperan toko, hehehe. Temenku ini udah kenal ama pemilik warung jadi ngobrolnya langsung nyambung. Dua gelas besar STMJ tanpa T jadi menu pilihan. SMJ(susu madu jahe) ini gak amis karena emang gak pake T (telur) karena T-nya kan punyaku atau bisa dibilang itu kan nama-ku, hehehe asli jayus banget. Minum di gelas gedhe ini bikin aku sedikit parno, pedes banget. Ngobrol ngalor-ngidul ama pengunjung situ yang kebetulan juga temen-temennya temenku. Asyik juga mereka, langsung nyambung, wehehehe SKSD-ku berlangsung lancar. Dua jam duduk-duduk dan ngobrol gak karu-karuan, kita berdua pamit pulang. Jalanan udah sepi karena emang udah jam 10pm, huaah ngantuk. Mau nonton bareng Piala Dunai 2010 tapi males soalnya besok pagi ada jadwal seminar. Perjalanan pulang ke rumah sambil melihat-lihat kios bensin karena bensin motor lagi sekarat tapi gak ada yang buka jam segitu. Sesampainya di rumah dengan tanpa mengisi tangki bensin, pintu gerbang udah tertutup, huaduh kena jam malam. Syukurlah ada tip and trick dari temanku dan kita bisa masuk rumah tanpa membangunkan mbah-nya temanku. Tidur-tiduran sambil cerita-cerita gak gak genah plus mendengar suara kentongan tiang listrik dari orang kurang waras membuat kita tidur beneran. Suara adzan subuh tak terdebgar olehku tapi Alhamdulillah gak kesiangan bangun, jam 4.30am mataku udah melek. Setelah itu kita siap-siap dan berangkat, sebelumnya sarapan dulu. sampai di lokasi acara emang tepat waktu yaitu pukul 7am tapi ikut acara-nya yang molor gara-gara temen’nya temenku telat tapi gak pa-pa juga sih soalnya acaranya belum mulai juga. Ikut acara seminar yang dimulai pukul 8am terkesan karena ekspresif banget dan sangat semangat, gak nyadar kalau jam udah menunjukkan pukul 11.30am. Dapet jatah ishoma tapi aku gak pengen ikut lanjut acara karena harus buru-buru balik ke Malang, huff seperti perjalanan ke rumah kala itu. Akhirnya pukul 1pm aku bener-bener terangkut bis ke Malang sendirian karena temenku masih ada urusan. Temenku ini mewanti-wanti biar gak tidur di bis. Berhasil sih di awal perjalanan tapi lepas terminal Pasuruan aku udah gak tahan lagi dan akhirnya tertidur pulas. Untungnya gak kebablasan kaya yang sudah-sudah. Selama mata ini gak terpejam pas awal perjalanan, aku mulai memikirkan untuk membuat catatan ini dan memikirkan kata-kata temenku waktu mengantarku ke terminal kalau Probolinggo itu kota kecil jadi gak usah lama-lama muter pasti dah hafal jalan. Memang benar kota itu tergolong kecil, jadi menurutku homogenitas warganya tinggi karena pendatang gak sebanyak seperti kota-ku. Jadi penataan kota itu akan menjadi lebih mudah, benarkah? Itu pendapat pribadi-ku, sih.

Malang-Probolinggo-Malang, 19-20 Juni 2010















































































































2 komentar: